Dibalik kabut, pasti ada sedikit rasa kecewa. Tapi ingat bahwa ada satu hal yang paling penting adalah bersyukur.
"Puncak adalah tujuan, cuaca bagus adalah bonus, pulang dengan selamat adalah keharusan"
Pendakian gunung merbabu via thekelan ini gue ikut salah satu open trip. Sebenarnya belum pernah mengenal dan mengetahui open trip ini. Berhubung waktu itu diajak oleh teman. Tak lupa gue juga ngajak beberapa temen yang pernah naik gunung bareng. Takut dibilang 'tuh kan ga ngajak - ngajak'. Sebut saja mereka Joody, Clarenty, Albi, Aji, dan Dian.
Tibalah hari H, hari jum'at tentunya. Mepo di dekat stasiun tebet. Ternyata pesertanya lumayan banyak dan panitianya juga demikian. Dari awal masuk elf udah berasa ga enak, ternyata bener, saking banyaknya peserta dan jumlah panitia yang mungkin bisa dibilang terlalu banyak, ternyata bangku kursinya tidak muat alias overload. Wassalam, ada yang duduk ngemper. So sad sih liatnya. But, it's not my responsibility juga kan.
Mau tak mau ya tetap berlanjut. Sampai di basecamp kira-kira jam 7 pagi. Seperti biasa, kita siap-siap re packing dan sarapan sebelum memulai pendakian. Sekitar jam 10.30 kita mulai pendakian. Awal pendakian masih pemanasan dengan trek yang masih tanah dengan sekeliling kebun warga. Perjalanan sampai pos 1 cukup lancar. Hingga sampai di pos 2 sekitar jam 13.30 WIB. Di shelter pos 2 ini kita sudah mulai berpisah dengan rombongan, ada yang duluan, ada juga yang masih dibelakang. Karena cuaca waktu itu tiba-tiba mendung dan gerimis, gue dan temen-temen memutuskan untuk menunggu sampai agak reda.
Setelah mulai reda, perjalanan kita lanjutkan menuju Sabarnak 1 dan Sabarnak 2 sebelum sampai di pos 3. Tibalah di pos 3 jam 4 sore. Di pos 3 ini kita mendirikan tenda untuk ngecamp. Dari pos 3 ini pemandangannya sudah indah banget untuk menyaksikan sunset, bahkan sunrise. Malam pun tiba, setelah makan malam dan bercengkrama sebentar akhirnya kita tepar.
Summit attack dimulai jam 2.30 dini hari. Dari pos 3 hingga di pos pemancar memerlukan sekitar 3 jam. Cahaya matahari perlahan menghipnotis di sepanjang perjalanan. Dan waktu itu cuaca memang cerah, alhamdulillah. Kami melanjutkan perjalanan menuju ke puncak yang pertama, yaitu puncak Kentengsongo 3122 mdpl. Sebelum sampai dipuncak, akan melewati sebuah tebing yang curam. Disini sempat berpikir, udah balik aja deh. Tapi nanggung juga sih. So far, sampailah dipuncak dengan selamat.
Dalam hati tak lupa berucap syukur dan takjub, serta bangga pada diri sendiri. Rasa takut akan ketinggian seakan luluh ketika sampai di puncak Kentengssongo ini. Yaps, gue fobia ketinggian guys. Dengan tekat dan usaha, akhirnya berhasil mengalahkan rasa takut itu. Tak jauh dari puncak Kentengsongo, kami melanjutkan ke puncak tertinggi gunung merbabu, yaps puncak triangulasi dengan ketinggian 3142 mdpl. Serasa cukup berfoto-foto di dua puncak kita melanjutkan perjalan turun. Oiya, sampai puncak kentengsongo jam 7.40 WIB. Dari puncak kentengsongo ke puncak triangulasi kira-kira berjalan 15 menit saja kok, jadi sempatkan kedua puncak tersebut ya.
Eits, tak kalah fenomenal dengan kedua puncak tersebut, kita juga ke puncak syarif 3137 mdpl. Tapi hanya cowok-cowok aja yang summit disini. Singkat cerita kita kembali turun ke pos 3 dan turun ke basecamp setelah makan (disediakan oleh panitia).
Sampai di basecamp bersih-bersih dan siap kembali ke Jakarta. Namun karena ada suatu hal, kita baru berangkat ke Jakarta hampir jam 11 malam. Alhasil kesiangan sampai Jakartanya. wkwkwkw
Karena ini OT menurutku kurang rekomendasi, jadi ngga gue cantumin ya.
Tonton videonya ya
@merbabu_via_thekelan
@btn_gn_merbabu
Shot on @motorolaid @motorolaonevision @motorolasmartphonephotography
Commenti