top of page

Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun Lintas Torean 4H3M

Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun Lintas Torean 4 Hari 3 Malam



Awal mula ada salah satu temen yang ngajak mendaki gunung Rinjani ini. Tak lain karena setelah dia melihat review dari youtube akan keindahan panorama alam yang disuguhkan gunung Rinjani. Dari puluhan member yang ada di grup WA, akhirnya hanya berenam yang fix berangkat. Sebut saja mereka Joody, Enggar, Merry, Ruben, dan Latif. Btw itu nama asli mereka ya hihi. Pendakian ini kita memutuskan untuk ikut open trip TDA (aka Tiga Dewa Adventure).


Karena dirasa udah fix sebulan sebelum tanggal yang ditentukan, gue berinisiatif booking tiket pesawat jauh hari. Itu juga mumpung ada promo. Dan untungnya dapat harga yang lumayan terbilang murah. Hemat cuy hehe.





Tibalah hari H. Kita bertemu di bandara soekarno hatta dan terbang menuju Lombok. Sampai di Lombok, kita (semua peserta OT/open trip) mengunjungi desa adat Sade dan pantai Tanjung Aan. Karena ini tentang pendakian, jadi cukup singkat saja ya penjelasan tentang destinasi lain.


Setelah selesai explore destinasi lain, kita melanjutkan perjalanan menuju basecamp di Sembalun dan bermalam disana. Keesokan paginya kita bersiap dan menuju titik awal pendakian dengan menggunakan losbak. Untuk mempersingkat waktu, di basecamp sudah di briefing untuk sewa ojek dari titik pos pendakian sampai ke pos 2. Karena kesiangan dan kebetulan pendakian sedang ramai, gue dapat jatah ojek jam setengah satu siang. Waktu itu juga cuaca sedang hujan. Saat itu, Joody dan ceu Merry sudah jalan duluan.


Pendakian dimulai jam 2 siang dari pos 2 bareng Latif, Enggar dan Ruben. Estimasi pendakian dari pos 2 ke pelawangan sekitar 8 jam. Tapi balik lagi dengan kondisi pribadi masing – masing ya. Jadi jangan dijadikan acuan. Rasanya tak mungkin menunggu hujan reda, kita mulai jalan perlahan. Di awal perjalanan kita masih bisa haha hihi dengan suasana kabut dan gerimis, sesekali hujan deras sih. Untuk menuju pos 3 trek nya masih cukup ramah dan nggak terlalu menanjak. Ditambah pemandangan sabana yang super uwow. Sampailah kita di pos 3 jam 15.20 WITA.





Dari pos 3 menuju pos 4, trek mulai menanjak. Oiya, jika sedang istirahat harap perhatikan makanan ya, karena nyetmo siap menghampiri dan mengambil makanan. Sampai di pos 4 sekitar jam 17.10 WITA dan cuaca masih hujan deras. Sekedar informasi di pos 3 dan pos 4 terdapat warung.


Pendakian kita lanjutkan tak lama setelah hujan mulai mereda alias gerimis. Dari pos 4 inilah kita berempat mulai berpencar. Waktu itu gue sama Latif memutuskan jalan duluan karena beban pundak sudah mulai pegal. Sedangkan Ruben dan Enggar di belakang. Karena start pendakian yang sudah terlalu siang, akhirnya ketemu malam di trek. Dan kabut serta angin semakin kencang. Gue dan Latif jalan mengikuti pendaki lain. Hingga akhirnya di depan terdapat pertigaan. Untungnya disitu bertemu dengan salah satu CP dari OT TDA. Jika ambil jalan lurus, itu merupakan jalur lama yang terkena longsor dan merupakan jalur porter. Selain itu juga jalurnya cukup terjal, namun lumayan dekat untuk sampai di Plawangan. Sedangkan kalau ke kiri merupakan jalur baru yang lebih panjang namun tidak se ekstrim jalur lama.


Kita memutuskan istirahat dulu sembari menunggu peserta lain dengan maksud biar tidak jalan berdua doang. Hehe. tak lama, sekitar jam 18.45 WITA kita melanjutkan perjalanan menuju Plawangan 3. Yaps, tempat kita ngecamp. Disini jalurnya lumayan cukup menanjak dan sangat menguras tenaga juga. Ditambah hujan masih turun.


Sampailah di Plawangan 1, dengan sisa - sisa tenaga kita melanjutkan perjalanan menuju Plawangan 3. Angin semakin kencang disertai kabut dan rintik gerimis yang mulai perlahan membesar. Hingga tibalah kita berdua sampai di Plawangan 3 jam 20.30 WITA. Sesampainya di tenda langsung ganti baju dan makan yang sudah disediakan oleh pihak OT. Oiya, si Joody dan ceu Merry sudah sampai duluan. Sedangkan Enggar & Ruben baru sampai Plawangan 3 jam 22.00 WITA. Nggak beruntungnya gue cuma tidur berdua dalam satu tenda dengan kapasitas 4 orang. Hari pertama yang super lelah. Saatnya tidur.






Perjalanan summit dimulai sekitar jam setengah 3 dini hari. Alhamdulillah cuaca tidak hujan meskipun dingin. Ditambah pula sepatu basah karena kehujanan sewaktu mendaki kemarin. Di awal perjalanan trek masih berupa tanah sebelum bertemu dengan trek pasir. Maju dua langkah, mundur selangkah. Ya kurang lebih seperti itu. Pokoknya di trek pasir ini sangat menguras tenaga. But we must go walk sebelum beku di jalan.


Entah jam berapa pada waktu itu (udah capek jadi nggak lihat jam) sudah berada di trek yang berbeda. Kali ini treknya berupa tanah merah dan sedikit berpasir. Perlahan cahaya matahari nampak meskipun dibalut kabut. Jadi nggak bisa lihat sunrise yang cantik ataupun lautan awan gitu. So sad. Tapi masih beruntung nggak dikasih badai dan hujan ketika summit ini.


Sekitar jam 8 pagi sampailah di puncak gunung rinjani. Alhamdulillah. Bersyukur banget bisa menaklukan diri dari segala sifat pesimis. Bisa. Pasti bisa. Subhanallah sungguh ku terpesona dengan keindahan alam ini. Bangga dong dengan diri sendiri bisa sampai disini. Setelah foto-foto tak lama langsung kembali turun. Karena cuaca yang semakin dingin. Di perjalanan turun summit ini hampir saja nyasar dan bertemu dengan jurang. Untungnya selamat sampai di plawangan 3 sekitar jam 11 siang.





Sampainya di camp, langsung disuguhi sop buah dan nasi goreng untuk makan siang. Karena menunggu peserta lain yang belum datang, siang itu bisa menyempatkan untuk tidur sebentar. Hingga jam setengah 4 sore perjalanan dilanjutkan menuju camp ke 2, yaitu danau segara anak.


Pada perjalanan ini awalnya kita berangkat bareng rame - rame. Namun karena a i u e o, akhirnya sisalah ber lima. Hari semakin gelap, dan benar saja, sudah dipastikan bakal ketemu malam di trek. Awalnya aku berjalan di urutan terakhir. Dari plawangan menuju ke danau segara anak memang trek nya menurun. Namun treknya lumayan curam dan agak membingungkan hingga membuat kita yang mungkin sudah nyasar di jalur lain. Terlebih lagi ketika melewati sungai kering dengan bebatuan. Wah, itu parah sih arah jalurnya sangat membingungkan.


Tiba-tiba kita bertemu 2 pendaki lain, jadi di tengah perjalanan ini kita ber 7. Dan ternyata, diantara ber 7 ini ada 2 orang yang sensitif terhadap makhluk astral. Deg, sempat kaget sih ketika mereka berdua saling menyapa. Padahal sudah ku hiraukan sejauh ini aku dibelakang. Nggak mau cerita horor ya, tapi gue emang nggak punya sense sama hal-hal begituan. Jadi singkat cerita kita itu salah pilih arah jalur. Yang ternyata itu adalah jalur lain. Alhamdulillah kita sampai di tempat camp ke 2 / danau segara anak ber 7 dengan selamat sekitar jam setengah 9 malam. Disitulah mereka berdua dan kita berpisah.


Tak banyak cerita juga malam itu karena waktu itu cuma gue dan Latif yang jalan barengan. Sedangkan teman-teman yang lain ada yang sudah sampai duluan dan ada yang masih di belakang. Seperti biasa, selepas ganti pakaian langsung makan malam dan bersiap tidur. Dan malam ini kita tidur bertiga.


Pagi pun tiba. Saatnya berburu foto di danau segara anak. Ets, nggak cuma itu, di danau segara anak terdapat hot spring alias pemandian air panas. Rasanya kurang lengkap jika sudah sampai danau segara anak tidak merasakan sensasi mandi di hot spring ini. Jaraknya tidak jauh dari danau. Disini juga pemandangannya sangat memukau hingga ingin berlama - lama memanjakan mata. Tapi ingat perjalanan masih jauh.





Usai nyemplung di air panas, badan pun fresh kembali dan siap melanjutkan perjalanan menuju camp ke 3, yaitu jalur torean. Jalur torean terkenal dengan trek yang panjang, ekstrem, namun memiliki pesona tersendiri. Diantaranya adalah banyaknya air terjun, sumber air, lembah purba, dan trek setapak ditepi jurang.





Berangkat dari danau segara anak sekitar jam 10 pagi. Dan benar saja, pemandangan di jalur torean ini sangat memukau. Bak di negeri dongeng eaaa. Lembah - lembah purba serta air terjun yang mempesona. Di jalur torean ini juga terdapat sumber air. Tapi nggak semua air bisa diminum ya. Singkat cerita kita melewati spot yang viral itu. Yaps, jalanan setapak di tepian jurang dengan pegangan seutas tali. Sayang banget waktu itu cuaca agak berkabut dan bekas hujan. Sehingga jalur agak licin dan mesti berhati-hati. Nggak punya footage deh disini. But it's okay. Keselamatan adalah hal yang utama.


Singkat cerita kita sampai di camp malam ke 3 jam 5 sore. Di malam ke 3 ini kita bakal ngecamp di jalur torean dulu sebelum turun ke basecamp. Keesokan harinya kita bergegas turun. Selama perjalanan turun akan melewati air terjun yang viral dan beberapa sumber air. Perjalanan turun membutuhkan waktu 2 jam lebih, tentunya dengan istirahat yang nggak terlalu lama. Tibalah di pos ojek jam 11 siang. Dari pos ojek membutuhkan waktu sekitar 20 - 30 menit dengan mengendarai sepeda motor. Info tarif ojek yaitu 50k di pagi sampai sore hari, sedangkan 75k pada malam hari.



Dengan demikian, usai sudah pendakian gunung rinjani via sembalun - torean ini dengan keadaan selamat. Alhamdulillah. Tonton video perjalananku dibawah ini. Terimakasih. See ya next trip.







Thanks to TDA




Comments


bottom of page